Diksi Nisrofah
Selamat datang di blog saya :) Semoga bermanfaat :)
Entri yang Diunggulkan
Minggu, 07 November 2021
DAPAK NEGATIF DARI REVOLUSI INDUSTRI 4.O, UU PERLINDUNGAN ANAK DAN KPAI DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan,
negara yang memiliki banyak pulau dan Indonesia juga termasik negara maritim,
karena sebagian besar wilayah Indonesia adalah perairan. Melihat hal tersebut
sebuah pendidikan tentunya harus bisa menyebar keseluruh penjuru di Indonesia.
Pendidikan harus merata diperoleh oleh seluruh masyarakat Indonesia. Pada saat
ini telah ada program pemerintah yang mengatakan wajib belajar 12 tahun,
artinya bahwa seluruh masyarakat Indonesia wajib mengenyam pendidikan
sekurang-kurangnya yaitu 12 tahun. Mungkin bagi sebuah daerah yang berada
didekat pusat pemerintahan, hal terseut bukanlah sebuah hal yang sangat berat
untuk dilakukan, kararena sumber daya manusia didaerah tersebut telah
terpenuhi. Akan tetapi bagaimana dengan wilayah-wilayah yang berada jauh dari
pusat pemerintahan? Oleh karena itu Pemeritah akan lebih giat lagi dalam
menyebarluaskan pendidikan supaya dapat dikenyam oleh seluruh masyarakat
Indonesia.
Pada tahun 2020 ini, tahun ini sudah sering
disebut-sebut sebagai generasi 4.O dimana segala sesuatu hal lebih banyak
dikerjakan oleh mesih, bahkan sampai masuk kedunia pendidikan. saat ini didunia
pendidikan sudah masuk dalam generasi tersebut, dimana sebaga sesuatu hal
dilakukan oleh mesin, sampai dalam guru menyampaikan materi yang akan
diajarkanpun mereka sampaikan melalui perangkat perangkat internet yang saat
ini sudah semakin canggih. Tentusaja itu dapat berdampak pada kegiatan belajar
mengajar yang pada dasarnya sebuah pendidikan harus dilakukan dengan tatap
mata, supaya para siswa dapat terbentuk moral dan ilmunya. Akan tetapi apabila
pada saat ini, mereka para guru ada yang menganggap lebih mudah dengan seperti
ini dalam menyampaikan materi pada siswanya, padahal cara seperti itu tentunya
hanya akan menghasilkan sebuah kegiatan mengajar semata, dimana tujuan yang
ingin dicapai hanyalah Transfer of knowledge bukanlah transfer of
velue.
Sistem pendidikan membutuhkan gerakan untuk
merespon era industri 4.O. dalam hal ini pemerintah telah mencanangkan gerakan
untuk merespon era industri 4.O salah satunya yaitu gerakan literasi baru
sebagai penguat bahkan penggeser gerakan literasi lama. Gerakan literasi baru
yang dimaksudkan terfokus pada literasi utama, yaitu:
1. Literasi digital,
2. Literasi teknologi,
3. Literasi manusia. (Aoun,2018)
Tiga ketrampilan ini dipresdiksi menjadi
ketrampilan yang sangat dibutuhkan dimasa depan atau di era industri 4.O.
Literasi digital diarahkan pada tujuan peninggatan kemampuan membaca,
menganalisi, dan menggunakan informasi di dunia digital. Literasi teknologi
bertujuan untuk memberikan pemahaman pada cara kerja mesin dan aplikasi
teknologi. Literasi manusia diarahkan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi
dan penguasaan ilmu desain. (Aoun, 2017)
Pada era ini pemerintah memaksudkan bahwa dengan
adanya revolusi industri 4.O, pendidikan di Indonesia akan lebih mudah
berkembang dan lebih maju dengan adanya beberapa fasilitas-fasilitas serba
canggih yang saat ini digunakan sekolah. Pada era 4.O ini, sebaga sesuatu
berhubungan dengan internet, sehingga pendidikan dapat lebih mudah untuk
menyebar diseluruh Indonesia. Dalam era ini pun dimaksudkan supaya siswa lebih
aktif didalam kelas sehingga siswa dapat meningkatkan keahliannya. Dalam hal
ini siswa lebih dominan daripada seorang guru. Hal ini menyebabkan kurang
adanya pendidikan moral dalam kelas, dikarenakan guru cenderung hanya mengawasi
siswanya dalam melakukan kegiatannya didalam kelas.
Selain itu, pada saat munculnya Hak Asasi
Manusia yang melndungi pelajar agar tidak mendapatkan hukuman fisik dari
seorang guru banyak disalah gunakan oleh masyarakat. Hal ini jika ditinjau dari
segi psikologi, hukuman fisik yang diberikan oleh seorang guru memang dapat
berakibat pada fisik dan psikis seorang siswa, sehingga dalam hal ini, guru
berada difase dilemastis, anatara tuntutan profesi dan perlakuan masyarakat.
Mereka dituntuk untuk mempu menghantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan. Namun tatkala mereka berupada untuk menegaan kedisiplinan, mereka
dihadang oleh UU perlindungan anak dan KPAI.Hal ini mengakibatkan seperti
melemahnya hakikat seorang guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan maraknya
kekerasan yang melibatkan guru dan siswa, dimana ada beberapa siswa yang sampai
memukul gurunya snediri dan bahkan sampai membunuhnya.
Oleh karena itu, moral siswa-siswi di
Indonesia kurang terbentuk dengan baik, sehingga menyebabkan banyaknya
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dikalangan pelajar Indonesia. Padahal
keberadaan moral bagi seorang individu terutama seorang pelajar tentulah sangat
penting dalam menjalin hubungan sosial dengan orang lain seperti dengan
keluarga, teman sebaya, dan juga guru. Moral yang baik akan memeberikan dampak yang
baik bagi kehidupan, sedangkan moral pelajar yang kurang baik akan memberikan
dampak yang buruk dalam kehidupan seperti mengakibatkan interaksi yang tidak
harmonis dalam masayrakat yang akhirnya muncul kegelisahan sosial.
H.A.R Tilaar (1999) mengatakan bahwa degradasi
moral telah menggejala dalam kehidupan masyarakt modern dewasa ini,
demikian halnya dengan para pelajar dan mahasiswa, banyak pelajar yang
melakukan tindakan yang penyimpangan moral baik disekolah maupun diluar
sekolah.
Pendidikan moral merupakan hal yang sanga
penting dalam institusi pendidikan, karena berperan dan bertanggung jawab untuk
menanamkan moral kepada peserta didik. Untuk membentuk dan mengarahkan peserta
didik pada nilai dan moral yang baik membutuhkan kondisi dan situasi yang benar
benar berada dalam keadaan selaras, tenang, kasih sayang, saling menerima
perbedaan, dan tanpa perselisihan. Dengan situasi dan kondisi tersebut
bertujuan untuk membuat siswa terbiasa berada dilingkungan yang positif
sehingga terbentuk moral positif.
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
Berbicara mengenai pendidikan tidak akan
ada habisnya, ada saja hal-hal kecil yang bisa dijadikan bahasan. sebenarnya
pendidikan seperti apa sih yang cocok diterapkan di Negeri Indonesia tercintah
ini.
Indonesia sejak dahulu kala terkenal
sebagai negara maritim-agraris selain itu potensi alam yang beragam juga sudah
tidak diragukan lagi. Beragam kekayaan hayati hingga hewani tersebar dari ujung
sabang sampai merauke. Sayangnya, Negara terlalu terbuai dengan produk-produk
import dari luar negeri. Pemerintah memfokuskan semua kekuatannya untuk
mengejar ketertinggalan dalam aspek
pengetahuan dan tekhnologi. Hal ini yang akhirnya menyebabkan potensi khas dan
unik indonesia tidak tergarap dengan
baik.
Keunggulan Lokal adalah segala sesuatu
yang mencakup aspek ekonomi, budaya, tekhnologi informasi, komunikasi, ekologi
dan sebagainnya. Keunggulan lokal dikembangkan dari potensi daerah. Misalnya,
Potensi budaya Batik yang dimiliki oleh kota Pekalongan.
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
menurut Dedi Dwitagama, Sekretaris Dewan Pendidikan, Jakarta Pusat, adalah
pendidikan yang memanfaatkan keunggulan
lokal dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, tekhnologi informasi dan komunikasi,
ekologi, dan lain-lain yang srmuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi
peserta didik.
Keunggulan lokal yang dimanfaatkan
dengan baik dapat membawa kebermanfaatan bagi daerah terkait sehingga dapat
bersaing secara nasional maupun global.
Langkah Pengembangan Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk
mengembangkan pendidikan berbasis keunggulan lokal seperti :
1. Penyususan Desain
2. Kajian konsep
3. Study literatur dan lapangan
4. Penyusunan model
5. Uji coba model
6. Analisis hasil
7. Perbaikan/penyempurnaan model
8. Seminar (presentasi hasil)
9. Finalisasi model dan pelaporan
Pendidikan berbasis keunggulan lokal
dapat di masukkan dalam kurikulum pendidikan yang berbasis muatan lokal seperti
halnya dalam MI/SD sekitar Banyurip yang sudah memasukkan pelajaran batik,
walaupun jumlah jam pembelajarannya tidak sebanyak pelajaran biasanya.
Tujuan dari adanya sekolah berbasis
keunggulan lokal ialah memberikan skill serta pengetahuan bagi anak tentang
potensi di daerahnya. Materi pelajaran batik mencakup materi dan praktek. Hasil
praktek siswa mencakup pembuatan batik jumputan, batik cap serta karya seni
lain yang menggunakan bahan dasar batik.
Mengenai keunggulan Pendidikan berbasis
keunggulan lokal sendiri diantaranya
1. Relevansi pendidikan dengan dunia nyata
Relevansi pendidikan ini dapat mendorong
partisipasi masyarakat maupun peserta didik dalam mengembangkan potensi
daerahnya yang belum dikembangkan, apalagi situasi mendatang yang kian semakin
maju dan modern. Pendidikan berbasis keunggulan lokal diharapkan mampu menjadi
kekuatan dalam merespons dinamika zaman.
2. Mendorong lahirnya kreatifitas
Melalui pelajaran batik dapat
meningkatkan kreatifitas peserta didik. Melalui praktik pembelajaran batik
peserta didik diajarkan bagaimana tekhnik membuat batik yang bagus dan
bernialai jual. Diharapkan juga nantinya peserta didik dapat mengembangkan yang
telah di dapatkan dari pembelajaran ini.
3. Mendorong lahirnya entrepreneur
profesional
Enterpreneur merupakan sosok yang mampu
menciptakan dan memanfaatkan peluang untuk mendulang keuntungan, baik finansial
maupun spiritual, secara individual maupun kolektif.
Dengan program pendidikan berbasis
keunggulan lokal ini, sekolah diharapkan menjadi pioner pendidikan
enterpreneurship di indonesia serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Program pendidikan berbasis keunggulan lokal merupakan langkah baik bagi pemerintah yang ingin mengembangkan potensi tiap daerahnya, alangkah baiknya program pendidikan seperti ini perlu adanya sosialisasi lebih lanjut dari pemerintah, karena masih banyak daerah yang belum mengetahuinya. Bagi sekolah yang sudah menerapkan pendidikan berbasisi keunggulan lokal ini dapat mrngembangkannya lebih lagi, mencari potensi-potensi lain yang dapat di kembangkan.
MENCARI TAHU AKAR PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
PENDAHULUAN
Negara yang maju
pasti akan memprioritaskan sektor pendidikannya, karena dengan pendidikan yang baik
maka akan baik pula sumber daya manusianya. Faktor utama negara maju adalah
berkualitasnya sumber daya manusia yang dimiliki. Pendidikan mampu menjawab
semua itu jika sistem pendidikannya berjalan dengan baik dan benar.
Pernyataan di
atas menunjukkan bahwa pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam
suatu negara. Tidak hitung-hitung, negara yang memprioritaskan pendidikan akan
mengerahkan seluruh kemampuan mulai dari tenaga, fikiran, mapun finansial demi
terselenggaranya pendidikan yang berkualitas. Sudah hukum alam jika segala
sesuatu dilakukan secara maksimal maka hasil yang didapatkan akan setara.
Pendidikan di
negara Indonesia memiliki banyak permasalahan dalam tahap perkembangannya.
Mulai dari sistem, penyelenggaraan, proses, dan bahkan hasil pendidikannya. Dengan
sumber daya alam yang melimpah, seharusnya pendidikan di Indonesia mampu
berdiri setara dengan kekayaan yang dimiliki. Hanya saja karena ketimpangan
kebijakan dan keserakahan kaum kapitalis menjadikan pendidikan di Indonesia
tidak berkembang pesat.
Berdasarkan data
PISA 2018, peringkat pendidikan di Indonesia masih berada di urutan terendah.
Di tingkat Asiapun Indonesia masih berada di bawah peringkat negara tetangga
yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam. Hal tersebut dikarenakan tingkat membaca,
matematika, ilmu pengetahuan, dan terkait apa yang dapat mereka lakukan dengan
ilmu pengetahuan tersebut masih rendah. Tanpa adanya kemaksimalan dalam usaha
mencerdaskan bangsa, maka tingkat pendidikan di Indonesia masih tetap stagnat
seperti itu.
Pendidikan
memiliki tiga komponen penting yaitu input, proses, dan output, yang mana
ketiganya harus bersinergi dengan baik agar tujuan pendidikan dapat tercapai
dengan baik. Salah satu tujuan utama pendidikan di Indonesia yaitu untuk
mencerdaskan generasi bangsa. Namun, realitanya semua itu belum terlaksana
dengan maksimal. Tentu banyak sekali penyebabnya, apalagi Indonesia adalah
negara heterogen, jadi kita tidak bisa menyamakan pencapaian dengan negara yang
lain tanpa mengetahui sebab permasalahannya. Dalam hal ini, akan dibahas secara
tuntas akar permasalahan pendidikan di Indonesia. Mulai dari tahap input hingga
output yang diharapkan.
PEMBAHASAN
Permasalahan pada Input
Dalam proses
pendidikan, seringkali sekolah menjadi lembaga sentral yang harus memenuhi
semua kebutuhan anak. Orang tua terkadang lupa, bahwa dirinya memegang peran besar
atas pendidikan yang berlangsung pada anak-anaknya. Input yang dimaksud adalah
kesiapan orang tua dalam membekali anaknya terkait pengetahuan dasar. Kenapa
keluarga? Karena keluarga memiliki banyak waktu dengan anak.
Permasalahannya,
terkadang orang tua dengan tingkat ekonomi dan pendidikan rendah akan megatakan
bahwa dirinya tidak mampu membimbing anak secara penuh karena keterbatasan yang
dimiliki. Berbeda dengan orang tua yang berada di taraf ekonomi dan pendidikan
tinggi akan merasa kesusahan dalam membagi waktu antara pekerjaan dengan
anaknya. Sehingga mereka menjadikan sekolah sebagai lembaga sentral yang mampu
memenuhi semua kebutuhan anaknya mulai dari kognitif, emosi, maupun spiritual.
Dengan alasan
keterbatasan waktu yang dimiliki, terkadang orang tua yang memiliki tingkat
ekonomi tinggi akan menambahkan jam tambahan untuk anaknya. Hal tersebut tanpa
ia sadari akan membuat emosi anak kacau, karena ia harus dibebani dengan
kegiatan yang mereka tidak sukai demi memenuhi gengsi orang tuanya. Padahal,
yang anak butuhkan adalah waktu yang berkualitas dengan orang tuanya untuk
bercerita, yang tanpa disadari hal tersebut mampu mengasah tingkat percaya diri
anak.
Penanaman
nilai-nilai yang baik harusnya dilakukan sejak dini, bahkan sebelum si anak lahir.
Artinya orang tua harus menyiapkan segala kebutuhan anaknya kelak dengan baik,
agar ketika anak lahir orang tua tidak gelagapan dalam mendidiknya. Hal
tersebut menunjukkan pentingnya mengetahui segala sesuatu sebagai penunjang
dalam mendidik seorang anak. Keluarga harus menjadi tempat bagi anak belajar
penanaman nilai dan moral yang baik sebagai pondasi. Oleh karena itu,
membiasakan anak bersikap baik, sopan, santun, mampu menghargai, dan lain
sebagainya, mampu mencetak anak menjadi seorang pemimpin yang baik.
Permasalahan pada
Proses
Pendidikan
tidaklah sama dengan sekolah, namun sekolah merupakan lembaga resmi yang
menyelenggarakan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah harus mampu memberikan
peran yang maksimal untuk mencapai tujuan pendidikan di Indonesia yaitu
mencerdaskan bangsa. Namun, seringnya sistem pendidikan membelenggu komponen
pendidikan untuk melaksanakan proses pendidikan.
Sekolah harus
mampu menjadi wadah yang menyenangkan bagi siswa dalam menuntut ilmu.
Pendidikan yang humanis adalah model pendidikan yang seharusnya diterapakan
dalam suatu instansi pendidikan. Selain itu, agar mengetahui apakah siswa
merasa senang dan merdeka dalam belajar, sehingga perubahan tingkah laku yang
baik dapat terpenuhi.
Proses
pendidikan yang terjadi di sekolah seharusnya menerapkan sistem organisasi yang
mampu melatih sikap kepemimpinan siswa. Artinya siswa mampu terbebas dari
belenggu sistem pendidikan yang mampu menghilangkan kemampuan emosional dan
spiritualnya. Seringkali sekolah hanya menjadi ajang gengsi bagi pelaku
pendidikan. Hal tersebut menjadikan sekolah sebagai sasaran empuk bagi pelaku
kapitalis untuk memenuhi kebutuhannya yang mengkesampingkan tujuan pendidikan
Indonesia.
Realitas
pendidikan di Indonesia hanya mengedepankan ranah kognitif saja. Banyak guru
disibukkan administrasi yang mana hal tersebut membatasi kinerja guru dalam
memberi pelajaran. Selain itu, guru hanya mementingkan pencapaian akademis
siswa sebagai target kinerja guru tanpa memikirkan ranah emosi dan spiritual
siswa yang masih tertinggal. Semoga masih banyak guru yang kompeten dan
berintegritas dalam mengajar, agar tujuan pendidikan untuk mencerdaskan bangsa
dapat tercapai.
Setiap
bergantinya pemimpin pemerintahan, berganti pula kurikulum pendidikannya.
Apakah berubahnya kurikulum yang menjadikan mutu pendidikan di Indonesia
menjadi rendah? Dalam hal inilah pencermatan sangat penting, jangan sampai kita
salah paham dalam mendiagnosis pendidikan. Kita disibukkan dengan mengotak-atik
kurikulum sedangkan sumber penyakitnya ada pada komponen lain. Hal tersebutlah
yang menjadikan generasi kita sebagai kelinci percobaan dari ketidakjelasan
sistem pendidikan.
Permasalahan pada
Output
Pendidikan yang
baik adalah pendidikan yang mampu menghasilkan generasi yang siap dalam
menghadapi tantangan dalam kehidupan. Artinya apa yang telah anak dapatkan di
sekolah dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Realitanya pengetahuan yang anak
dapatkan di sekolah tidak sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, yang
mereka dapatkan di sekolah adalah pengetahun sampah.
Selain kognitif,
ranah emosi, mental dan spiritual harus terpenuhi dalam proses pendidikan,
sehingga anak dicetak sebagai pemimpin yang berkualitas. Pada dasarnya setiap
manusia adalah pemimpin, mereka pemimpin atas dirinya sendiri. Mereka berjiwa
pemimpin, berfikir, dan bertindak seperti pemimpin. Namun pemimpin yang baik
adalah mereka yang dididik dengan pengalaman yang baik dan benar.
Tugas penting
pendidikan Indonesia adalah menciptakan generasi yang memiliki jiwa
kepemimpinan yang baik. Negara Indonesia dalah negara yang kaya, maka sudah
seharusnya generasi disiapkan untuk menjadi pemimpin di rumahnya sendiri.
Jangan sampai pendidikan kita hanya mencipatakan buruh atau budak kapitalis
kaum barat yang posisinya sebagai tamu di negara kita.
Kesimpulan
Dalam mengatasi
permasalahan pendidikan di Indonesia harus melibatkan banyak lapisan yaitu
orang tua, siswa, guru, pemerintah, dan masyarakat. Jika semua komponen
tersebut bersinergi dengan baik sesuai dengan tugas dan perannya maka
pendidikan di Indonesia akan maju. Hal tersebut ditunjang dengan sistem dan
proses pendidikan yang berkualitas maka generasi yang disiapkan akan
berkualitas pula.
Keluarga,
khususnya orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pondasi
pengetahuan nilai dan moral bagi anak. Waktu yang berkualitas juga harus
diberikan kepada anak untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Oleh karena itu,
orang tua harus menyiapkan segala sesuatu untuk mendidik anak sebagai pemenuhan
kebutuhan anak dalam kehidupannya.
Proses
pendidikan di sekolah harus bersifap humanis dan merdeka, yang mana melatih
siswa menjadi seorang pemimpin yang baik. Memperbaiki kurikulum dan proses
pembelajaran, agar penguasaan pengetahuannya seimbang antara kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Selain siswa, guru juga harus memiliki sertivikasi sebagai
bukti integritasnya dalam mengajar, serta memiliki kemerdekaan dalam mengajar
tanpa harus dibebani dengan segudang administrasi yang rumit.
Tujuan akhir
dari pendidikan ialah terciptanya generasi yang mandiri dan mampu
mengaplikasikan apa yang didapatnya pada kehidupan. Selain itu, generasi harus
dididik sebagai pemimpin yang berkualitas serta menggantikan realitas sekarang
yang mana lulusan sekolah hanya menjadi buruh dari kaum kapitalis mnjadi
pemimpin di rumahnya sendiri. Dengan demikian, Indonesia akan maju dengan
seimbangnya peran dari sumber daya yang dimiliki.
Sabtu, 16 Oktober 2021
SUDUT LAIN KEINDAHAN
Di titik ini ...
Keindahan yang melekat didirinya nampak berbeda
Tak sepenuhnya membuat bahagia
Namun sedikit menyiksa
Begitulah singkatnya
Aku yang tak pandai menafsirkan
Atau dirinya yang sengaja bungkam?
Entahlah ...
Meski sanubarinya belum terjamah
Nyatanya semua tetap punya hikmah
Bagian saya hanya memilah
Tetap tenang atau penuh amarah
Diamnya,
Tatapannya,
Senyumnya,
Tutur katanya,
Seluruh perilakunya penuh dengan makna
Terimakasih telah mengajarkan makna tanpa banyak bicara
Maafkan ...
Karena hadirku belum bisa menenangkan
Namun yang pasti
Berdoa untuknya tak pernah henti :)
Rabu, 05 Mei 2021
KESETARAAN GENDER BUKAN BERARTI MENYAMARATAKAN SEMUA GENDER
Sehatq.com |
Saat ini pemahaman gender sudah mulai disuarakan, walaupun realitanya masih jauh dari kata maksimal. Hal tersebut tentu saja mendapat respon yang banyak dari masyarakat. Akan tetapi, tidak sedikit dari pemahaman mereka mengalami makna yang keliru. Mereka hanya mengartikan suatu hal secara tekstual saja. Akibatnya munculah kekeliruan yang akan menjadikan tujuan dari suatu makna tidak sesuai dengan yang seharusnya.
Kesetaraan gender diupayakan untuk mencipkatan kesadaran sosial tanpa bias gender. Tanpa dipungkiri kerak patriarki masih langgeng dibudayakan hingga sekarang oleh masyarakat. Konstruksi sosial tersebut mengakibatkan salah satu gender yaitu perempuan termarjinalkan karena kehilangan haknya dalam kesetaraan sosial.
Sangat perlu sekali adanya upaya bersama untuk menciptakan kehidupan sosial yang adil gender. Laki-laki dan perempuan memang memiliki perbedaan, akan tetapi mereka memiliki kedudukan yang setara sebagai manusia. Saya tegaskan lagi bahwa setara bukan berarti menyamaratakan.
Memahami kesetaraan gender dengan memaksa perempuan melakukan beban berat seperti yang dilakukan laki-laki itu sangat keliru. Hal tersebut sama halnya dengan mengeksploitasi perempuan. Oleh karena itu, pemahaman dan implementasi kesetaraan gender harus dilakukan dengan benar agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Salah satu upaya mengoptimalkan kesadaran sosial tanpa bias gender dalam ranah publik yang lebih luas yaitu pemerintah membuat kebijakan yang adil gender. Sudah bukan rahasia lagi, bahwa pemangku dan pembuat kebijakan dalam sektor pemerintahan didominasi oleh laki-laki sehingga kebijakan yang dibuat lebih memihak kepadanya. Dalam hal ini bukan berarti saya mengharuskan perempuan untuk mendominasi pemerintahan. Akan tetapi keberadaan perempuan dalam sektor pemerintahan sangat diperlukan untuk memberikan gagasan kebijakan yang adil gender khususnya bagi perempuan yang keberadaannya masih menjadi subordinasi.
Dengan demikian sektor pemerintahan harus diisi oleh mereka baik laki-laki dan perempuan yang adil gender sehingga kebijakan yang dibuat dapat meningkatkan kesetaraan gender dalam masyarakat. Sebagai contoh kebijakan penghapusan kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu dalam aspek pembangunan juga harus adil gender dan menghilangkan diskriminasi kebutuhan satu sama lain.
Kesetaraan gender juga sangat perlu ditegakkan dalam ranah yang lebih sempit yaitu ranah domestik. Contoh konkret kesetaraan gender adalah kerja sama dalam mengurus rumah tangga dan adanya kebebasan untuk mengeksplor kemampuan masing-masing tanpa intervensi. Konsep menjalin hubungan rumah tangga adalah partnership sehingga tidak ada yang merasa mendominasi atau tersubordinasi. Dengan demikian tidak ada lagi pernyataan bahwa perempuan tugasnya hanya mengurus rumah tangga dan anak karena kewajiban itu sesungguhnya milik bersama yaitu mereka yang menjalin hubungan.
Dalam mengimplementasikan kesetaraan gender tidaklah lepas dari kerja sama semua pihak. Artinya konsep kesetaraan gender adalah hubungan ketersalingan dan kolaboratif sehingga tidak ada yang merasa berkuasa atas yang lain. Jika konsep ketersalingan bisa dioptimalkan maka kesadaran sosial akan terhindar dari bias gender.