PENDAHULUAN
Negara yang maju
pasti akan memprioritaskan sektor pendidikannya, karena dengan pendidikan yang baik
maka akan baik pula sumber daya manusianya. Faktor utama negara maju adalah
berkualitasnya sumber daya manusia yang dimiliki. Pendidikan mampu menjawab
semua itu jika sistem pendidikannya berjalan dengan baik dan benar.
Pernyataan di
atas menunjukkan bahwa pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam
suatu negara. Tidak hitung-hitung, negara yang memprioritaskan pendidikan akan
mengerahkan seluruh kemampuan mulai dari tenaga, fikiran, mapun finansial demi
terselenggaranya pendidikan yang berkualitas. Sudah hukum alam jika segala
sesuatu dilakukan secara maksimal maka hasil yang didapatkan akan setara.
Pendidikan di
negara Indonesia memiliki banyak permasalahan dalam tahap perkembangannya.
Mulai dari sistem, penyelenggaraan, proses, dan bahkan hasil pendidikannya. Dengan
sumber daya alam yang melimpah, seharusnya pendidikan di Indonesia mampu
berdiri setara dengan kekayaan yang dimiliki. Hanya saja karena ketimpangan
kebijakan dan keserakahan kaum kapitalis menjadikan pendidikan di Indonesia
tidak berkembang pesat.
Berdasarkan data
PISA 2018, peringkat pendidikan di Indonesia masih berada di urutan terendah.
Di tingkat Asiapun Indonesia masih berada di bawah peringkat negara tetangga
yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam. Hal tersebut dikarenakan tingkat membaca,
matematika, ilmu pengetahuan, dan terkait apa yang dapat mereka lakukan dengan
ilmu pengetahuan tersebut masih rendah. Tanpa adanya kemaksimalan dalam usaha
mencerdaskan bangsa, maka tingkat pendidikan di Indonesia masih tetap stagnat
seperti itu.
Pendidikan
memiliki tiga komponen penting yaitu input, proses, dan output, yang mana
ketiganya harus bersinergi dengan baik agar tujuan pendidikan dapat tercapai
dengan baik. Salah satu tujuan utama pendidikan di Indonesia yaitu untuk
mencerdaskan generasi bangsa. Namun, realitanya semua itu belum terlaksana
dengan maksimal. Tentu banyak sekali penyebabnya, apalagi Indonesia adalah
negara heterogen, jadi kita tidak bisa menyamakan pencapaian dengan negara yang
lain tanpa mengetahui sebab permasalahannya. Dalam hal ini, akan dibahas secara
tuntas akar permasalahan pendidikan di Indonesia. Mulai dari tahap input hingga
output yang diharapkan.
PEMBAHASAN
Permasalahan pada Input
Dalam proses
pendidikan, seringkali sekolah menjadi lembaga sentral yang harus memenuhi
semua kebutuhan anak. Orang tua terkadang lupa, bahwa dirinya memegang peran besar
atas pendidikan yang berlangsung pada anak-anaknya. Input yang dimaksud adalah
kesiapan orang tua dalam membekali anaknya terkait pengetahuan dasar. Kenapa
keluarga? Karena keluarga memiliki banyak waktu dengan anak.
Permasalahannya,
terkadang orang tua dengan tingkat ekonomi dan pendidikan rendah akan megatakan
bahwa dirinya tidak mampu membimbing anak secara penuh karena keterbatasan yang
dimiliki. Berbeda dengan orang tua yang berada di taraf ekonomi dan pendidikan
tinggi akan merasa kesusahan dalam membagi waktu antara pekerjaan dengan
anaknya. Sehingga mereka menjadikan sekolah sebagai lembaga sentral yang mampu
memenuhi semua kebutuhan anaknya mulai dari kognitif, emosi, maupun spiritual.
Dengan alasan
keterbatasan waktu yang dimiliki, terkadang orang tua yang memiliki tingkat
ekonomi tinggi akan menambahkan jam tambahan untuk anaknya. Hal tersebut tanpa
ia sadari akan membuat emosi anak kacau, karena ia harus dibebani dengan
kegiatan yang mereka tidak sukai demi memenuhi gengsi orang tuanya. Padahal,
yang anak butuhkan adalah waktu yang berkualitas dengan orang tuanya untuk
bercerita, yang tanpa disadari hal tersebut mampu mengasah tingkat percaya diri
anak.
Penanaman
nilai-nilai yang baik harusnya dilakukan sejak dini, bahkan sebelum si anak lahir.
Artinya orang tua harus menyiapkan segala kebutuhan anaknya kelak dengan baik,
agar ketika anak lahir orang tua tidak gelagapan dalam mendidiknya. Hal
tersebut menunjukkan pentingnya mengetahui segala sesuatu sebagai penunjang
dalam mendidik seorang anak. Keluarga harus menjadi tempat bagi anak belajar
penanaman nilai dan moral yang baik sebagai pondasi. Oleh karena itu,
membiasakan anak bersikap baik, sopan, santun, mampu menghargai, dan lain
sebagainya, mampu mencetak anak menjadi seorang pemimpin yang baik.
Permasalahan pada
Proses
Pendidikan
tidaklah sama dengan sekolah, namun sekolah merupakan lembaga resmi yang
menyelenggarakan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah harus mampu memberikan
peran yang maksimal untuk mencapai tujuan pendidikan di Indonesia yaitu
mencerdaskan bangsa. Namun, seringnya sistem pendidikan membelenggu komponen
pendidikan untuk melaksanakan proses pendidikan.
Sekolah harus
mampu menjadi wadah yang menyenangkan bagi siswa dalam menuntut ilmu.
Pendidikan yang humanis adalah model pendidikan yang seharusnya diterapakan
dalam suatu instansi pendidikan. Selain itu, agar mengetahui apakah siswa
merasa senang dan merdeka dalam belajar, sehingga perubahan tingkah laku yang
baik dapat terpenuhi.
Proses
pendidikan yang terjadi di sekolah seharusnya menerapkan sistem organisasi yang
mampu melatih sikap kepemimpinan siswa. Artinya siswa mampu terbebas dari
belenggu sistem pendidikan yang mampu menghilangkan kemampuan emosional dan
spiritualnya. Seringkali sekolah hanya menjadi ajang gengsi bagi pelaku
pendidikan. Hal tersebut menjadikan sekolah sebagai sasaran empuk bagi pelaku
kapitalis untuk memenuhi kebutuhannya yang mengkesampingkan tujuan pendidikan
Indonesia.
Realitas
pendidikan di Indonesia hanya mengedepankan ranah kognitif saja. Banyak guru
disibukkan administrasi yang mana hal tersebut membatasi kinerja guru dalam
memberi pelajaran. Selain itu, guru hanya mementingkan pencapaian akademis
siswa sebagai target kinerja guru tanpa memikirkan ranah emosi dan spiritual
siswa yang masih tertinggal. Semoga masih banyak guru yang kompeten dan
berintegritas dalam mengajar, agar tujuan pendidikan untuk mencerdaskan bangsa
dapat tercapai.
Setiap
bergantinya pemimpin pemerintahan, berganti pula kurikulum pendidikannya.
Apakah berubahnya kurikulum yang menjadikan mutu pendidikan di Indonesia
menjadi rendah? Dalam hal inilah pencermatan sangat penting, jangan sampai kita
salah paham dalam mendiagnosis pendidikan. Kita disibukkan dengan mengotak-atik
kurikulum sedangkan sumber penyakitnya ada pada komponen lain. Hal tersebutlah
yang menjadikan generasi kita sebagai kelinci percobaan dari ketidakjelasan
sistem pendidikan.
Permasalahan pada
Output
Pendidikan yang
baik adalah pendidikan yang mampu menghasilkan generasi yang siap dalam
menghadapi tantangan dalam kehidupan. Artinya apa yang telah anak dapatkan di
sekolah dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Realitanya pengetahuan yang anak
dapatkan di sekolah tidak sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, yang
mereka dapatkan di sekolah adalah pengetahun sampah.
Selain kognitif,
ranah emosi, mental dan spiritual harus terpenuhi dalam proses pendidikan,
sehingga anak dicetak sebagai pemimpin yang berkualitas. Pada dasarnya setiap
manusia adalah pemimpin, mereka pemimpin atas dirinya sendiri. Mereka berjiwa
pemimpin, berfikir, dan bertindak seperti pemimpin. Namun pemimpin yang baik
adalah mereka yang dididik dengan pengalaman yang baik dan benar.
Tugas penting
pendidikan Indonesia adalah menciptakan generasi yang memiliki jiwa
kepemimpinan yang baik. Negara Indonesia dalah negara yang kaya, maka sudah
seharusnya generasi disiapkan untuk menjadi pemimpin di rumahnya sendiri.
Jangan sampai pendidikan kita hanya mencipatakan buruh atau budak kapitalis
kaum barat yang posisinya sebagai tamu di negara kita.
Kesimpulan
Dalam mengatasi
permasalahan pendidikan di Indonesia harus melibatkan banyak lapisan yaitu
orang tua, siswa, guru, pemerintah, dan masyarakat. Jika semua komponen
tersebut bersinergi dengan baik sesuai dengan tugas dan perannya maka
pendidikan di Indonesia akan maju. Hal tersebut ditunjang dengan sistem dan
proses pendidikan yang berkualitas maka generasi yang disiapkan akan
berkualitas pula.
Keluarga,
khususnya orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pondasi
pengetahuan nilai dan moral bagi anak. Waktu yang berkualitas juga harus
diberikan kepada anak untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Oleh karena itu,
orang tua harus menyiapkan segala sesuatu untuk mendidik anak sebagai pemenuhan
kebutuhan anak dalam kehidupannya.
Proses
pendidikan di sekolah harus bersifap humanis dan merdeka, yang mana melatih
siswa menjadi seorang pemimpin yang baik. Memperbaiki kurikulum dan proses
pembelajaran, agar penguasaan pengetahuannya seimbang antara kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Selain siswa, guru juga harus memiliki sertivikasi sebagai
bukti integritasnya dalam mengajar, serta memiliki kemerdekaan dalam mengajar
tanpa harus dibebani dengan segudang administrasi yang rumit.
Tujuan akhir
dari pendidikan ialah terciptanya generasi yang mandiri dan mampu
mengaplikasikan apa yang didapatnya pada kehidupan. Selain itu, generasi harus
dididik sebagai pemimpin yang berkualitas serta menggantikan realitas sekarang
yang mana lulusan sekolah hanya menjadi buruh dari kaum kapitalis mnjadi
pemimpin di rumahnya sendiri. Dengan demikian, Indonesia akan maju dengan
seimbangnya peran dari sumber daya yang dimiliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar