Entri yang Diunggulkan

SEJAUH MANA DIGITALISASI PENDIDIKAN DI INDONESIA

 

Sabtu, 23 November 2019

PERAN GURU PAI DALAM KESEIMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK TERHADAP KEMAJUAN TEKNOLOGI



PERAN GURU PAI DALAM KESEIMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK TERHADAP KEMAJUAN TEKNOLOGI

Seluruh negara di dunia berlomba-lomba untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup warga negaranya. Terkhusus dalam merealisasikan era revolusi industri 4.0, yang mana peradaban dunia menginjakkan segala sesuatu pada teknologi. Salah satu negara yang masih berupaya agar tetap konsisten berdiri dalam kemajuan tekonologi ini adalah Indonesia. Era revolusi industri ini mengakibatkan berubahnya segala aspek ke dimensi yang berbeda, yang mengharuskan Indonesia menyesuaikan perubahan tersebut agar tidak tergerus oleh dampak negatif yang tidak mampu dikondisikan dengan tepat.
Dalam menghadapi kemajuan teknologi ini, salah satu aspek yang harus ditingkatkan adalah sumber daya manusianya. Seperti kita ketahui, bahwa di Indonesia ini, sumber daya manusianya masih terbilang rendah. Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam mengatasi hal tersebut, yaitu dengan memperbaiki sistem pendidikan. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar antara pendidik dan peserta didik untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui proses belajar mengajar menuju kesejahteraan hidup. Esensi dari pendidikan adalah transfer of values dan transfer of knowledge. Artinya dalam pendidikan tertuang harapan agar peserta didik mampu menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang juga mengimbangi dengan nilai-nilai moral, spiritual, dan tradisi.
Era revolusi industri 4.0 adalah masa di mana peradaban industri tidak lagi menggunakan cara yang konvensional, melainkan sudah mengedepankan teknologi. Pada era ini memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan global dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Akan tetapi, tidak semua aspek mampu direvolusikan yaitu proses mengajar. Dalam mengajar bukan hanya mentransformasikan ilmu pengetahuan saja, melainkan ada proses transfer nilai dari pendidik melalui sikap dan teladannya secara langsung. Disinilah peran para pendidik sangat penting dalam mengarahkan peserta didiknya agar menjadi manusia yang berkualitas dalam memainkan perannya di era serba teknologi ini.
Perubahan teknologi yang pesat mengakibatkan perubahan yang cepat pula pada manusia, mulai dari cara berfikir, sikap, dan tingkah lakunya. Tentu saja hal ini harus mendapat penanganan yang tepat agar dalam pemanfaatan teknologi tidak melupakan aspek moral yang positif. Dekadensi moral yang terjadi sekarang adalah lunturnya sikap sopan santun, toleransi, saling menghormati, dan ketidakpedulian yang terdapat dalam diri generasi muda Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan karakter perlu ditekankan dalam diri setiap peserta didik agar mampu menyeimbangkan sikap sosialnya terhadap kemajuan teknologi.
Dalam lingkungan sekolah, yang mana merupakan tempat terjadinya proses pendidikan kedua setelah keluarga, harus mampu menjadi salah satu pemenuhan kebutuhan karakter generasi muda. Salah satu dasar dalam pendidikan karakter adalah terwujudnya nilai spiritualitas sebagai tameng dalam menghadapi aspek perkembangan yang lainnya. Dalam hal ini, peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) diharapkan mampu berkontribusi penuh. Sehingga dalam era yang serba teknologi ini, generasi muda mampu memanfaatkan kemajuan teknologi dengan bijak menuju kualitas hidup yang sejahtera dan berakhlakul karimah.
Dewasanya, penguasaan teknologi masih minim dimiliki oleh para pendidik, khusunya guru PAI. Hal ini mengakibatkan ketimpangan karakter peserta didik baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Penggunaan media belajar yang masih bersifat konvensional (menghafal) menjadikan anak menguasai ilmu pengetahuan namun tidak dengan implementasinya. Seharusnya sistem pendidikan di Indonesia harus diperbaiki agar tidak berat sebelah dalam pemberian teori dan praktik. Sebagai contoh, banyak peserta didik mengerti teori tentang keaneragaman namun tidak mampu mengaplikasikan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menjawab tantangan-tantangan di atas, maka sebagai seorang pendidik harus meningkatkan kemampuannya baik di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, maupun spiritual. Esensi dari Pendidikan Agama Islam adalah terciptanya pendidikan moral yang berdasar pada nilai spiritual. Peran guru PAI dalam menanamkan karakter pada peserta didik adalah sebagai berikut :
1.    Sebagai Suri Teladan
Semua pendidik harus menjadi suri teladan bagi peserta didiknya. Namun dalam penanaman karakter spiritualitas, guru PAI mengemban tugas yang berat. Sejatinya jika ingin menjadi suri teladan yang baik, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki diri sendiri. Guru PAI harus mampu menguatkan aqidah dari setiap peserta didiknya, karena menurut Nasruddin Hasibuan aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi IPTEK. Hal tersebut didasarkan terhadap realitas bahwa segala sumber ilmu pengetahuan termuat dalam Al-quran yang mana kitab dari umat Islam yang bersumber dari Allah SWT melalui perantara Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, guru PAI harus mampu menjadi suri teladan yang baik bagi peserta didiknya, termasuk dalam hal pengamalan rukun Islam dan rukun iman agar peserta didik memiliki pondasi yang kokoh dalam melawan derasnya arus teknologi.
2.    Sebagai Pengarah
Selain menjadi suri teladan, pendidik harus mampu menjadi pengarah. Dalam materi Pendidikan Agama Islam, guru harus mengarahkan peserta didiknya agar menjadi insan kamil yaitu manusia yang sempurna. Bersamaan dengan arus kemajuan teknologi yang pesat, maka dibutuhkan kemampuan dari guru PAI untuk mengarahkan peserta didiknya dalam memfilter informasi yang ada. Indonesia adalah negara yang majemuk dalam hal agama, suku, ras, adat istiadat, dan budaya. Oleh karena itu, sikap toleransi harus ditingkatkan pada diri peserta didik.
Krisis moral yang masih dialami Indonesia adalah minimnya pengolahan informasi yang tersebar bebas di dunia maya. Jika hal tersebut tidak ditangani dan diarahkan ke sikap yang positif, maka Indonesia akan mudah terpecah belah karena ketidakmampuan dalam menanggapi keberagaman. Di sini peran guru PAI harus dimaksimalkan dalam penguatan karakter peserta didik seperti menumbuhkan sikap saling menghargai dan mendangkalkan sikap intoleran dalam menghadapi kemajemukan bangsa.  
3.    Sebagai Fasilitator
Pada dasarnya fokus guru PAI adalah pendidikan moral dan spiritualitas. Namun di era revolusi industri 4.0 guru PAI harus memposisikan dirinya agar tetap eksis dalam setiap perubahan zaman. Guru PAI seyogyanya ikut memfasilitasi peserta didiknya dalam pengembangan IPTEK. Oleh karena itu, guru PAI harus memiliki kemampuan yang cukup di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua itu dilakukan agar guru PAI mampu menyeimbangkan karakter peserta didik terhadap pemanfaatan teknologi.
4.    Sebagai Motivator
Teknologi selalu mengalami perubahan, namun moral harus tetap dipertahankan. Era revolusi industri 4.0 sebagian besar aktivitas pekerjaan diambil alih oleh mesin. Oleh karena itu, manusia harus mempertahankan nilai moral dan spiritual agar harkat martabat manusia terjunjung tinggi. Sebagai seorang pendidik, khususnya guru PAI harus memberikan motivasi kepada peserta didiknya agar senantiasa menguatkan iman, meningkatkan pengetahuan, dan ketrampilan. Guru PAI diharapkan mampu mencetak generasi muda yang cerdas dan berakhlakul karimah agar sumber daya manusia di Indonesia mampu bersaing dan mempertahankan eksistensi dari bangsa Indonesia di kancah Internasional.
Membangun generasi yang cerdas dan berakhlakul karimah perlu adanya bimbingan dari berbagai pihak yang terkait, seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat. Untuk menghadapi tantangan yang berat dari era revolusi industri 4.0 maka lembaga pendidikan (sekolah) harus mengembangkan sistem pembelajaran yang lebih inovatif. Selain itu, agar terciptanya keseimbangan karakter peserta didik terhadap kemajuan teknologi dibutuhkan pondasi yang kokoh berupa penanaman nilai spiritual.
Pendidikan harus mampu menjadi salah satu upaya mengembalikan dasar nilai-nilai spiritual, moral, dan tradisi yang telah terkikis dalam diri setiap generasi sebagai dampak dari kemajuan teknologi. Sebagai guru PAI maka harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai pendekatan terhadap penyempurnaan karakter peserta didik dalam memanfaatkan teknologi. Oleh karena itu, guru PAI diharapkan mampu menguatkan aqidah Islam dan syariat peserta didik agar eksistensi manusia di era revolusi industri 4.0 tetap bertahan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang tidak dimiliki oleh mesin. Dengan demikian, generasi muda mampu moderat dalam pemanfaatan teknologi dan penguatan karakter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar