PERAN GURU PAI DALAM KESEIMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK TERHADAP KEMAJUAN TEKNOLOGI
Seluruh negara di dunia
berlomba-lomba untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup warga
negaranya. Terkhusus dalam merealisasikan era revolusi industri 4.0, yang mana
peradaban dunia menginjakkan segala sesuatu pada teknologi. Salah satu negara
yang masih berupaya agar tetap konsisten berdiri dalam kemajuan tekonologi ini
adalah Indonesia. Era revolusi industri ini mengakibatkan berubahnya segala
aspek ke dimensi yang berbeda, yang mengharuskan Indonesia menyesuaikan
perubahan tersebut agar tidak tergerus oleh dampak negatif yang tidak mampu
dikondisikan dengan tepat.
Dalam menghadapi kemajuan
teknologi ini, salah satu aspek yang harus ditingkatkan adalah sumber daya
manusianya. Seperti kita ketahui, bahwa di Indonesia ini, sumber daya
manusianya masih terbilang rendah. Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah
dalam mengatasi hal tersebut, yaitu dengan memperbaiki sistem pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar antara pendidik
dan peserta didik untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui proses
belajar mengajar menuju kesejahteraan hidup. Esensi dari pendidikan adalah transfer
of values dan transfer of knowledge. Artinya dalam pendidikan
tertuang harapan agar peserta didik mampu menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang juga mengimbangi dengan nilai-nilai moral, spiritual, dan tradisi.
Era revolusi industri 4.0
adalah masa di mana peradaban industri tidak lagi menggunakan cara yang
konvensional, melainkan sudah mengedepankan teknologi. Pada era ini memiliki
potensi untuk meningkatkan pendapatan global dan meningkatkan kualitas hidup
manusia. Akan tetapi, tidak semua aspek mampu direvolusikan yaitu proses
mengajar. Dalam mengajar bukan hanya mentransformasikan ilmu pengetahuan saja,
melainkan ada proses transfer nilai dari pendidik melalui sikap dan teladannya
secara langsung. Disinilah peran para pendidik sangat penting dalam mengarahkan
peserta didiknya agar menjadi manusia yang berkualitas dalam memainkan perannya
di era serba teknologi ini.
Perubahan teknologi yang
pesat mengakibatkan perubahan yang cepat pula pada manusia, mulai dari cara berfikir,
sikap, dan tingkah lakunya. Tentu saja hal ini harus mendapat penanganan yang
tepat agar dalam pemanfaatan teknologi tidak melupakan aspek moral yang
positif. Dekadensi moral yang terjadi sekarang adalah lunturnya sikap sopan
santun, toleransi, saling menghormati, dan ketidakpedulian yang terdapat dalam
diri generasi muda Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan karakter perlu
ditekankan dalam diri setiap peserta didik agar mampu menyeimbangkan sikap
sosialnya terhadap kemajuan teknologi.
Dalam lingkungan sekolah,
yang mana merupakan tempat terjadinya proses pendidikan kedua setelah keluarga,
harus mampu menjadi salah satu pemenuhan kebutuhan karakter generasi muda.
Salah satu dasar dalam pendidikan karakter adalah terwujudnya nilai
spiritualitas sebagai tameng dalam menghadapi aspek perkembangan yang lainnya.
Dalam hal ini, peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) diharapkan mampu berkontribusi
penuh. Sehingga dalam era yang serba teknologi ini, generasi muda mampu
memanfaatkan kemajuan teknologi dengan bijak menuju kualitas hidup yang
sejahtera dan berakhlakul karimah.
Dewasanya, penguasaan
teknologi masih minim dimiliki oleh para pendidik, khusunya guru PAI. Hal ini
mengakibatkan ketimpangan karakter peserta didik baik di dalam sekolah maupun
di luar sekolah. Penggunaan media belajar yang masih bersifat konvensional
(menghafal) menjadikan anak menguasai ilmu pengetahuan namun tidak dengan
implementasinya. Seharusnya sistem pendidikan di Indonesia harus diperbaiki
agar tidak berat sebelah dalam pemberian teori dan praktik. Sebagai contoh,
banyak peserta didik mengerti teori tentang keaneragaman namun tidak mampu
mengaplikasikan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menjawab
tantangan-tantangan di atas, maka sebagai seorang pendidik harus meningkatkan
kemampuannya baik di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, maupun spiritual.
Esensi dari Pendidikan Agama Islam adalah terciptanya pendidikan moral yang
berdasar pada nilai spiritual. Peran guru PAI dalam menanamkan karakter pada
peserta didik adalah sebagai berikut :
1. Sebagai
Suri Teladan
Semua pendidik harus menjadi suri teladan bagi peserta
didiknya. Namun dalam penanaman karakter spiritualitas, guru PAI mengemban
tugas yang berat. Sejatinya jika ingin menjadi suri teladan yang baik, maka hal
pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki diri sendiri. Guru PAI harus
mampu menguatkan aqidah dari setiap peserta didiknya, karena menurut Nasruddin
Hasibuan aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi IPTEK. Hal
tersebut didasarkan terhadap realitas bahwa segala sumber ilmu pengetahuan
termuat dalam Al-quran yang mana kitab dari umat Islam yang bersumber dari
Allah SWT melalui perantara Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, guru PAI harus
mampu menjadi suri teladan yang baik bagi peserta didiknya, termasuk dalam hal
pengamalan rukun Islam dan rukun iman agar peserta didik memiliki pondasi yang
kokoh dalam melawan derasnya arus teknologi.
2. Sebagai
Pengarah
Selain menjadi suri teladan, pendidik harus mampu
menjadi pengarah. Dalam materi Pendidikan Agama Islam, guru harus mengarahkan
peserta didiknya agar menjadi insan kamil yaitu manusia yang sempurna. Bersamaan
dengan arus kemajuan teknologi yang pesat, maka dibutuhkan kemampuan dari guru
PAI untuk mengarahkan peserta didiknya dalam memfilter informasi yang ada.
Indonesia adalah negara yang majemuk dalam hal agama, suku, ras, adat istiadat,
dan budaya. Oleh karena itu, sikap toleransi harus ditingkatkan pada diri
peserta didik.
Krisis moral yang masih dialami Indonesia adalah
minimnya pengolahan informasi yang tersebar bebas di dunia maya. Jika hal tersebut
tidak ditangani dan diarahkan ke sikap yang positif, maka Indonesia akan mudah
terpecah belah karena ketidakmampuan dalam menanggapi keberagaman. Di sini
peran guru PAI harus dimaksimalkan dalam penguatan karakter peserta didik
seperti menumbuhkan sikap saling menghargai dan mendangkalkan sikap intoleran
dalam menghadapi kemajemukan bangsa.
3. Sebagai
Fasilitator
Pada dasarnya fokus guru PAI adalah pendidikan moral
dan spiritualitas. Namun di era revolusi industri 4.0 guru PAI harus
memposisikan dirinya agar tetap eksis dalam setiap perubahan zaman. Guru PAI
seyogyanya ikut memfasilitasi peserta didiknya dalam pengembangan IPTEK. Oleh
karena itu, guru PAI harus memiliki kemampuan yang cukup di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Semua itu dilakukan agar guru PAI mampu
menyeimbangkan karakter peserta didik terhadap pemanfaatan teknologi.
4. Sebagai
Motivator
Teknologi selalu mengalami perubahan, namun moral
harus tetap dipertahankan. Era revolusi industri 4.0 sebagian besar aktivitas
pekerjaan diambil alih oleh mesin. Oleh karena itu, manusia harus
mempertahankan nilai moral dan spiritual agar harkat martabat manusia
terjunjung tinggi. Sebagai seorang pendidik, khususnya guru PAI harus memberikan
motivasi kepada peserta didiknya agar senantiasa menguatkan iman, meningkatkan
pengetahuan, dan ketrampilan. Guru PAI diharapkan mampu mencetak generasi muda
yang cerdas dan berakhlakul karimah agar sumber daya manusia di Indonesia mampu
bersaing dan mempertahankan eksistensi dari bangsa Indonesia di kancah Internasional.
Membangun generasi yang
cerdas dan berakhlakul karimah perlu adanya bimbingan dari berbagai pihak yang
terkait, seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat. Untuk menghadapi tantangan
yang berat dari era revolusi industri 4.0 maka lembaga pendidikan (sekolah)
harus mengembangkan sistem pembelajaran yang lebih inovatif. Selain itu, agar
terciptanya keseimbangan karakter peserta didik terhadap kemajuan teknologi
dibutuhkan pondasi yang kokoh berupa penanaman nilai spiritual.
Pendidikan harus mampu menjadi
salah satu upaya mengembalikan dasar nilai-nilai spiritual, moral, dan tradisi
yang telah terkikis dalam diri setiap generasi sebagai dampak dari kemajuan
teknologi. Sebagai guru PAI maka harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai pendekatan terhadap penyempurnaan karakter peserta didik dalam
memanfaatkan teknologi. Oleh karena itu, guru PAI diharapkan mampu menguatkan
aqidah Islam dan syariat peserta didik agar eksistensi manusia di era revolusi
industri 4.0 tetap bertahan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
yang tidak dimiliki oleh mesin. Dengan demikian, generasi muda mampu moderat
dalam pemanfaatan teknologi dan penguatan karakter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar