PENDAHULUAN
Di
Indonesia, masalah kebersihan masih menjadi polemik yang terus berkembang.
Seperti yang kita ketahui, bahwa kebersihan suatu negara adalah cermin kualitas
kehidupan dari warga negaranya. Kebersihan lingkungan menjadi tolak ukur dari
kesehatan masyarakat. Banyak upaya dari pemerintah daerah maupun kota untuk
menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Tentu saja hal tersebut tidak
bisa lepas dari kesadaran masyarakat. Jika peran dari keduanya dioptimalkan
maka lingkungan yang bersih bebas sampah bukan hanya sekedar mimpi namun bisa
terealisasi.
Seperti kita ketahui,
masalah sampah di Indonesia masih menjadi momok yang melekat dari budaya
masyarakat. Kebiasaan membuang sampah di sungai seakan sudah menjadi hal biasa
saja. Bukan karena kurangnya tempat sampah, melainkan kurangnya kesadaran
setiap individu masyarakat. Rasa malas dan praktis masyarakat menjadi salah
satu alasan dari kebiasaan membuang sampah sembarangan tersebut. Seharusnya
tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi hal tersebut, akan tetapi, realitanya
orang-orang yang notabennya berpendidikan tinggipun masih melakukan kebiasaan
buruk tersebut.
Banyak dampak yang
ditimbulkan dari membuang sampah di sungai tersebut, seperti kurangnya kualitas
udara bersih, merusak keindahan sungai, sumber penyakit, dan bahkan bisa
menyebabkan banjir jika sampah di sungai dan selokan air terlalu banyak
sehingga menyumbat saluran air. Tentu saja hal tersebut tidak menutup
kemungkinan akan berdampak pada rantai makanan dan ekosistem makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, baik pemerintah maupun
masyarakat harus berupaya menangani masalah tersebut dengan cara sosialiasi
baik verbal maupun praktis.
Dalam artikel ini akan
dibahas lebih dalam lagi mengenai kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah di
sungai, faktor yang mendorong perilaku tersebut, dan upaya-upaya yang harus
dilakukan pemerintah serta masyarakat untuk menangani problematika tersebut.
PEMBAHASAN
Indonesia adalah negara
yang sumber daya alamnya melimpah. Mulai dari kekayaan di laut hingga kekayaan
di darat. Luas lautan di Indonesia melebihi luas daratannya, yaitu sekitar 70%.
Hal itulah yang menjadikan Indonesia memiliki kekayaan lautan yang melimpah,
mulai dari flora dan fauna, serta pesona keindahan dasar lautnya. Oleh karena
itu, kebersihan lingkungan harus dijaga bersama-sama agar kelestarian alam
Indonesia tetap stabil.
Menjaga kebersihan
lingkungan laut, tidak hanya langsung tertuju pada laut. Namun kita juga bisa
menjaganya melalui kebersihan sungai-sungai yang ada di lingkungan tempat
tinggal. Dikatakan demikian, karena semua aliran sungai akan bermuara ke
lautan, sehingga menjaga kebersihan sungai berarti sudah menjaga kebersihan
lautan. Selain itu, dengan adanya perilaku menjaga kebersihan sungai maka akan
menciptakan lingkungan tempat tinggal yang sehat dan bebas penyakit.
Kebersihan lingkungan
merupakan tanggung jawab semua pihak, tidak memandang pangkat maupun kekayaan,
bukan hanya desa maupun kota, melainkan semua lapisan masyarakat. Hal itu
ditekankan karena sejatinya kebersihan lingkungan merupakan cermin
kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Salah satu cara menjaga kebersihan
lingkungan yaitu dengan membuang sampah pada tempatnya.
Perilaku membuang sampah
pada tempatnya terlihat sepele, namun jika dikaji lebih dalam lagi perilaku
tersebut mencerminkan bahwa seseorang memiliki keadaan psikologis yang baik.
Dia tahu akan perilaku kecil namun membawa pengaruh yang besar di masa
mendatang. Perilaku tersebut juga tidak serta merta dengan mudahnya melekat
pada diri seseorang, melainkan perlu adanya pembiasaan sejak dini.
Dewasanya, kebiasaan
membuang sampah pada tempatnya masih menjadi hal yang berat bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia. Bukan hanya karena kurangnya pengelolaan sampah dari
pemerintah, melainkan juga kurangnya kesadaran dari masayarakat itu sendiri.
Jadi, kedua aspek tersebut harus memaksimalkan perannaya agar mampu menciptakan
lingkungan yang sehat bebas dari sampah.
Hal yang menyedihkan dari
budaya masyarakat Indonesia yaitu persepsi mereka terhadap sungai sebagai
halaman belakang, yang artinya digunakan sebagai tempat pembuangan sampah.
Dengan alasan yang majemuk mereka melakukan hal tersebut. Bukan dampak dari
perilaku buruk tersebut yang mereka pertimbangkan, melainkan kemudahan yang
diatasnamakan untuk membuang sampah di sungai.
Tanpa disadari atau
tidak, kebiasaan membuang sampah di sungai memiliki banyak dampak negatif bagi
kelestarian alam dan kesehatan masyarakat. Keberadaan sampah di sungai dapat
mengakibatkan kedangkalan sungai, sumber penyakit, mengurangi udara bersih,
merusak keindahan sungai, mengganggu ekosistem dan rantai makanan, serta yang
paling bahaya mampu menyebabkan banjir.
Sampah adalah material
yang sudah tidak digunakan lagi. Sampah memiliki banyak jenis mulai dari sampah
organik dan sampah anorganik. Sampah-sampah tersebutlah yang selama ini
mencemari lingkungan sungai. Selain itu sampah rumah tangga, dan limbah
industri juga ikut mewarnai pencemaran sungai di Indonesia. Pencemaran air
sungguh merusak ekosistem yang ada di sungai tersebut sekaligus membuat sumber
air bersih berkurang.
Faktor-faktor yang
menyebabkan budaya masyarakat membuang sampah di sungai antara lain; mereka menganggap
perbuatan tersebut adalah hal sepele, rasa malas untuk membuang sampah ke TPA
(Tempat Pembuangana Akhir), dan lebih praktis karena menganggap sampah itu akan
hanyut serta tidak meninggalkan bekas. Semua itu akar permasalahannya adalah
kurangnya kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan sungai.
Manusia adalah makhluk
sosial yang setiap harinya melakukan banyak aktivitas verbal maupun material.
Oleh karena itu, produksi sampah tidak bisa dihilangkan. Namun, hal tersebut
dapat diminimalisir dengan pengelolaan sampah yang tepat dari pemerintah maupun
masyarakat. Masyarakat yang menghasilkan sampah, masyarakat itu pula yang harus
menangani pengelolaan sampah tersebut dengan baik, agar tercipta kebersihan
lingkungan.
Upaya-upaya yang perlu
dilakukan oleh pemerintah dalam menangani problema tersebut yaitu menyediakan
TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di setiap titik desa, memperbanyak sekaligus
mengoptimalkan peran tenaga pengangkut sampah, memasang poster yang berisi
ajakan untuk menjaga kebersihan sungai, sosialisasi terhadap masyarakat tentang
cara pengelolaan sampah yang tepat, sekaligus menyediakan sarana fisik
pengelolaan sampah seperti tempat sampah yang berada di titik-titik tertentu
agar mudah dijangkau dan lain sebagianya.
Sedangkan upaya dari
masyarakat yaitu membiasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya, jika
tidak menemukan tempat sampah alangkah baiknya sampah tersebut disimpan atau dibawa
sampai menemukan tempat sampah. Selain itu, masyarakat harus merubah
persepsinya yang menganggap sungai sebagai halaman belakang menjadi halaman
depan yang harus selalu dijaga keindahan dan kebersihannya dengan tidak
membuang sampah di sungai.
Terima kasih kaka..
BalasHapussama-sama kakak :)
BalasHapus