Entri yang Diunggulkan

SEJAUH MANA DIGITALISASI PENDIDIKAN DI INDONESIA

 

Minggu, 07 November 2021

MENCARI TAHU AKAR PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

PENDAHULUAN

Negara yang maju pasti akan memprioritaskan sektor pendidikannya, karena dengan pendidikan yang baik maka akan baik pula sumber daya manusianya. Faktor utama negara maju adalah berkualitasnya sumber daya manusia yang dimiliki. Pendidikan mampu menjawab semua itu jika sistem pendidikannya berjalan dengan baik dan benar.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam suatu negara. Tidak hitung-hitung, negara yang memprioritaskan pendidikan akan mengerahkan seluruh kemampuan mulai dari tenaga, fikiran, mapun finansial demi terselenggaranya pendidikan yang berkualitas. Sudah hukum alam jika segala sesuatu dilakukan secara maksimal maka hasil yang didapatkan akan setara.

Pendidikan di negara Indonesia memiliki banyak permasalahan dalam tahap perkembangannya. Mulai dari sistem, penyelenggaraan, proses, dan bahkan hasil pendidikannya. Dengan sumber daya alam yang melimpah, seharusnya pendidikan di Indonesia mampu berdiri setara dengan kekayaan yang dimiliki. Hanya saja karena ketimpangan kebijakan dan keserakahan kaum kapitalis menjadikan pendidikan di Indonesia tidak berkembang pesat.

Berdasarkan data PISA 2018, peringkat pendidikan di Indonesia masih berada di urutan terendah. Di tingkat Asiapun Indonesia masih berada di bawah peringkat negara tetangga yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam. Hal tersebut dikarenakan tingkat membaca, matematika, ilmu pengetahuan, dan terkait apa yang dapat mereka lakukan dengan ilmu pengetahuan tersebut masih rendah. Tanpa adanya kemaksimalan dalam usaha mencerdaskan bangsa, maka tingkat pendidikan di Indonesia masih tetap stagnat seperti itu.

Pendidikan memiliki tiga komponen penting yaitu input, proses, dan output, yang mana ketiganya harus bersinergi dengan baik agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Salah satu tujuan utama pendidikan di Indonesia yaitu untuk mencerdaskan generasi bangsa. Namun, realitanya semua itu belum terlaksana dengan maksimal. Tentu banyak sekali penyebabnya, apalagi Indonesia adalah negara heterogen, jadi kita tidak bisa menyamakan pencapaian dengan negara yang lain tanpa mengetahui sebab permasalahannya. Dalam hal ini, akan dibahas secara tuntas akar permasalahan pendidikan di Indonesia. Mulai dari tahap input hingga output yang diharapkan.

 

PEMBAHASAN

Permasalahan pada Input

Dalam proses pendidikan, seringkali sekolah menjadi lembaga sentral yang harus memenuhi semua kebutuhan anak. Orang tua terkadang lupa, bahwa dirinya memegang peran besar atas pendidikan yang berlangsung pada anak-anaknya. Input yang dimaksud adalah kesiapan orang tua dalam membekali anaknya terkait pengetahuan dasar. Kenapa keluarga? Karena keluarga memiliki banyak waktu dengan anak.

Permasalahannya, terkadang orang tua dengan tingkat ekonomi dan pendidikan rendah akan megatakan bahwa dirinya tidak mampu membimbing anak secara penuh karena keterbatasan yang dimiliki. Berbeda dengan orang tua yang berada di taraf ekonomi dan pendidikan tinggi akan merasa kesusahan dalam membagi waktu antara pekerjaan dengan anaknya. Sehingga mereka menjadikan sekolah sebagai lembaga sentral yang mampu memenuhi semua kebutuhan anaknya mulai dari kognitif, emosi, maupun spiritual.

Dengan alasan keterbatasan waktu yang dimiliki, terkadang orang tua yang memiliki tingkat ekonomi tinggi akan menambahkan jam tambahan untuk anaknya. Hal tersebut tanpa ia sadari akan membuat emosi anak kacau, karena ia harus dibebani dengan kegiatan yang mereka tidak sukai demi memenuhi gengsi orang tuanya. Padahal, yang anak butuhkan adalah waktu yang berkualitas dengan orang tuanya untuk bercerita, yang tanpa disadari hal tersebut mampu mengasah tingkat percaya diri anak.

Penanaman nilai-nilai yang baik harusnya dilakukan sejak dini, bahkan sebelum si anak lahir. Artinya orang tua harus menyiapkan segala kebutuhan anaknya kelak dengan baik, agar ketika anak lahir orang tua tidak gelagapan dalam mendidiknya. Hal tersebut menunjukkan pentingnya mengetahui segala sesuatu sebagai penunjang dalam mendidik seorang anak. Keluarga harus menjadi tempat bagi anak belajar penanaman nilai dan moral yang baik sebagai pondasi. Oleh karena itu, membiasakan anak bersikap baik, sopan, santun, mampu menghargai, dan lain sebagainya, mampu mencetak anak menjadi seorang pemimpin yang baik.

Permasalahan pada Proses

Pendidikan tidaklah sama dengan sekolah, namun sekolah merupakan lembaga resmi yang menyelenggarakan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah harus mampu memberikan peran yang maksimal untuk mencapai tujuan pendidikan di Indonesia yaitu mencerdaskan bangsa. Namun, seringnya sistem pendidikan membelenggu komponen pendidikan untuk melaksanakan proses pendidikan.

Sekolah harus mampu menjadi wadah yang menyenangkan bagi siswa dalam menuntut ilmu. Pendidikan yang humanis adalah model pendidikan yang seharusnya diterapakan dalam suatu instansi pendidikan. Selain itu, agar mengetahui apakah siswa merasa senang dan merdeka dalam belajar, sehingga perubahan tingkah laku yang baik dapat terpenuhi.

Proses pendidikan yang terjadi di sekolah seharusnya menerapkan sistem organisasi yang mampu melatih sikap kepemimpinan siswa. Artinya siswa mampu terbebas dari belenggu sistem pendidikan yang mampu menghilangkan kemampuan emosional dan spiritualnya. Seringkali sekolah hanya menjadi ajang gengsi bagi pelaku pendidikan. Hal tersebut menjadikan sekolah sebagai sasaran empuk bagi pelaku kapitalis untuk memenuhi kebutuhannya yang mengkesampingkan tujuan pendidikan Indonesia.

Realitas pendidikan di Indonesia hanya mengedepankan ranah kognitif saja. Banyak guru disibukkan administrasi yang mana hal tersebut membatasi kinerja guru dalam memberi pelajaran. Selain itu, guru hanya mementingkan pencapaian akademis siswa sebagai target kinerja guru tanpa memikirkan ranah emosi dan spiritual siswa yang masih tertinggal. Semoga masih banyak guru yang kompeten dan berintegritas dalam mengajar, agar tujuan pendidikan untuk mencerdaskan bangsa dapat tercapai.

Setiap bergantinya pemimpin pemerintahan, berganti pula kurikulum pendidikannya. Apakah berubahnya kurikulum yang menjadikan mutu pendidikan di Indonesia menjadi rendah? Dalam hal inilah pencermatan sangat penting, jangan sampai kita salah paham dalam mendiagnosis pendidikan. Kita disibukkan dengan mengotak-atik kurikulum sedangkan sumber penyakitnya ada pada komponen lain. Hal tersebutlah yang menjadikan generasi kita sebagai kelinci percobaan dari ketidakjelasan sistem pendidikan.

Permasalahan pada Output

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menghasilkan generasi yang siap dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan. Artinya apa yang telah anak dapatkan di sekolah dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Realitanya pengetahuan yang anak dapatkan di sekolah tidak sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, yang mereka dapatkan di sekolah adalah pengetahun sampah.

Selain kognitif, ranah emosi, mental dan spiritual harus terpenuhi dalam proses pendidikan, sehingga anak dicetak sebagai pemimpin yang berkualitas. Pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin, mereka pemimpin atas dirinya sendiri. Mereka berjiwa pemimpin, berfikir, dan bertindak seperti pemimpin. Namun pemimpin yang baik adalah mereka yang dididik dengan pengalaman yang baik dan benar.

Tugas penting pendidikan Indonesia adalah menciptakan generasi yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Negara Indonesia dalah negara yang kaya, maka sudah seharusnya generasi disiapkan untuk menjadi pemimpin di rumahnya sendiri. Jangan sampai pendidikan kita hanya mencipatakan buruh atau budak kapitalis kaum barat yang posisinya sebagai tamu di negara kita.

Kesimpulan

Dalam mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia harus melibatkan banyak lapisan yaitu orang tua, siswa, guru, pemerintah, dan masyarakat. Jika semua komponen tersebut bersinergi dengan baik sesuai dengan tugas dan perannya maka pendidikan di Indonesia akan maju. Hal tersebut ditunjang dengan sistem dan proses pendidikan yang berkualitas maka generasi yang disiapkan akan berkualitas pula.

Keluarga, khususnya orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pondasi pengetahuan nilai dan moral bagi anak. Waktu yang berkualitas juga harus diberikan kepada anak untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Oleh karena itu, orang tua harus menyiapkan segala sesuatu untuk mendidik anak sebagai pemenuhan kebutuhan anak dalam kehidupannya.

Proses pendidikan di sekolah harus bersifap humanis dan merdeka, yang mana melatih siswa menjadi seorang pemimpin yang baik. Memperbaiki kurikulum dan proses pembelajaran, agar penguasaan pengetahuannya seimbang antara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain siswa, guru juga harus memiliki sertivikasi sebagai bukti integritasnya dalam mengajar, serta memiliki kemerdekaan dalam mengajar tanpa harus dibebani dengan segudang administrasi yang rumit.

Tujuan akhir dari pendidikan ialah terciptanya generasi yang mandiri dan mampu mengaplikasikan apa yang didapatnya pada kehidupan. Selain itu, generasi harus dididik sebagai pemimpin yang berkualitas serta menggantikan realitas sekarang yang mana lulusan sekolah hanya menjadi buruh dari kaum kapitalis mnjadi pemimpin di rumahnya sendiri. Dengan demikian, Indonesia akan maju dengan seimbangnya peran dari sumber daya yang dimiliki.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar